Saya rindu bertemu dengan Tuhan. Saya rindu bertutur sapa dengan Tuhan. Seringkali kita membayangkan Tuhan bisa datang dalam wujud konkrit, yang bisa ditangkap oleh salah satu panca indera kita. Dan karena pencarian kita sangat tergantung akan panca indera kita, maka seringkali semuanya menjadi frustasi. Bersedih karena ternyata Tuhan hanya menampakkan diri pada beberapa orang "pilihan".
Ada beberapa hal yang seringkali terluput dari indera kita. Bahwa Tuhan hadir dan selalu dekat dengan kita. Baik ketika kita senang, maupun susah. Tuhan hadir dalam diri orang-orang yang kita temui. Baik itu orang baik maupun orang jahat.
Dalam Injil Matius 25:40, dalam perumpamaan tentang Penghakiman Terakhir, Tuhan kita Yesus berkata:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku.
dan seringkali kita tidak menyadari bahwa Tuhan hadir dalam anggota keluarga kita, seperti kata Rasul Paulus kepada umat di Kolose (Kolose 3:18-21):
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Rasul Paulus menunjukkan bahwa hubungan antara anggota keluarga adalah selayaknya hubungan manusia dengan Tuhan. Sehingga demikianlah terjadi Tuhan hadir di dalam anggota keluarga kita.
Sayup-sayup Tuhan berbicara kepada kita, baik melalui pertengkaran, kemarahan, kekecewaan, patah hati, kesakitan, ataupun melalui guyonan, canda, tertawa, kebersamaan, dan cinta dari anggota keluarga maupun dari lingkungan kita.